Hancur dan Musnah Suatu Kaum akibat Pembangkangan

0

Dalam Al Qur'an diterangkan bahwa Nabi Nuh memohon kepada Allah agar membalas perbuatan kaumnya yang durhaka, dan Allah mengabulkan permohonannya. Sebelum Allah menurunkan azabnya, Nabi Nuh membuat sebuah kapal yang sangat besar. Dan Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk mengumpulkan semua jenis tumbih-tumbuhan dan hewan masing-masing satu pasang (jantan dan betina) untuk dibawa di dalam kapal itu. Allah akan memusnahkan seluruh kehidupan, sehingga bisa dijadikan bibit-bibit kehidupan sesudah azab yang dijanjikan Allah itu telah lewat. Dan Allah juga memerintahkan Nabi Nuh agar membawa serta seluruh keluarganya dan orang-orang mukmin, kecuali seorang anak dan istrinya yang tidak patuh atau kafir.

Setelah kapal yang dibuat selesai dan kemudian disiapkan, karena sudah ada tanda-tanda azab itu akan segera tiba, dan Nabi Nuh memerintahkan seluruh orang Mukmin untuk segera naik ke kapal. "Naiklah dengan mendahulukan kaki kanan serta berzikir kepada Allah sampai kalian turun nanti, karena kapal ini sama sekali bukan sebagai sebab keselamatan kalian, akan tetapi hadapkannlah hati kalian kepada Allah, karena hakikatnya Allah lah yang menjalankan dan menghentikan kapal ini, dan sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang terhadap hamba yang beriman, sehingga kalian diselamatkan dari kebinasaan," kata Nabi Nuh kepada orang Mukmin.

Allah kemudian menurunkan hujan yang sangat lebat, yang belum pernah terjadi di dunia, dan memerintahkan agar bumi memancarkan air dari segala penjuru. Kemudian, terkumpullah antara air langit dan air dari dalam bumi, yang menjelma menjadi banjir besar yang telah ditentukan Allah untuk menghancurkan orang-orang kafir.

Pada awal datangnya banjir, Nabi Nuh telah mengingatkan Kan'an yang merupakan putra Nabi Nuh, sebagai tanda kasih sayang kepada anaknya, Nabi Nuh memanggilnya untuk naik kapal bersama seluruh keluarganya. Namun Kan'an justru menjauhkan diri, hal itu akibat kekufurannya yang telah meresap ke dalam jiwanya.

"Hai anakku, naiklah bersama kami agar engkau tidak tenggelam, dan janganlah kamu bersama orang-orang kafir yang keras kepala terhadap agama Allah." kata Nabi Nuh.

Tetapi Kan'an yang congkak tidak mengindahkan panggilan dan peringatan dari ayahnya, dia mengira peristiwa yang terjadi adalah kejadian yang biasa terjadi, dia berfikir akan bisa selamat tanpa harus naik keatas kapal yang dibuat ayahnya.

"Saya akan naik ke atas gunung yang bisa dijangkau oleh ketinggian air, maka akan selamatlah aku dari bahaya tenggelam," kata Kan'an dengan yakin.

"Disana tidak ada kekuatan apapun yang bisa menanggulanggi bahaya tenggelam yang telah ditentukan Allah sebagai balasan terhadap orang-orang kafir." sahut Nabi Nuh.

Namun Kan'an tetap menolak panggilan dan peringatan ayahnya, dia berlari ke atas gunung untuk menyelamatkan diri, tetapi kekuatan derasnya air dan gelombang yang mengamuk menelan Kan'an yang sesat dan kufur itu.

Melihat kejadian yang menimpa anaknya, Nabi Nuh menjadi sangat sedih, ia memohon agar Allah menyelamatkannya. Bukankah Allah telah berjanji sebelumnya untuk menyelamatkan seluruh keluarganya?

"Ya Allah, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar, dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya."

Allah berfirman : "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), karena perbuatan-perbuatannya yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui, sesunggunya Aku memperingatkanmu, supaya kami jangan termasuk orang-orang yang tidak mengetahui." (Q.S. 45)

Singkat cerita, setelah semua orang kafir hancur karena banjir besar itu, Allah memerintahkan bumi untuk menelan air bah itu dan memerintahkan langit berhenti menurunkan hujan. Lenyaplah air bah itu dari permukaan bumi, dan perahu Nabi Nuh terdampar di atas gunung Al-Juud.

Allah kemudian memerintahkan Nabi Nuh untuk turun ke daratan. Nabi Nuh dan keluarganya serta seluruh pengikutnya dengan menerima berkah Allah, dan kelak akan menjadi umat yang beriman. Sebagian dari mereka akan mengenyam kenikmatan dunia. Tetapi mereka tidak mendapat berkah Allah karena mereka menyimpang dari kebenaran, dan disesatkan syaitan yang mengakibatkan mereka akan menerima azab Allah Subhanahu Wata'ala.

Post a Comment

0Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*