Sebelum Nabi Muhammad saw. dilahirkan, ada peristiwa besar yang bernama Tahun Gajah.
Penamaan tersebut disebabkan karena penyerangan pasukan gajah terhadap kota Makkah. Kisah dari penyerangan itu sendiri diceritakan dalam Al-Quran di Surat Al-Fiil : 1-5
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ
Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?
اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?
وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ
Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ
yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ
sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Pasukan gajah tersebut dipimpin oleh seorang panglima yang bernama Abrahah. Lalu siapakah itu Abrahah, dan mengapa ia menyerang kota Makkah ?
Abrahah, atau dikenal sebagai Abrahah Al-Asyram merupakan raja dari Himyar yang mencoba untuk menaklukkan Makkah.
Abrahah diangkat menjadi raja setelah ia menaklukkan Kerajaan Himyar, yang saat itu sedang berperang melawan Kekaisaran Aksumite. Ia awalnya merupakan seorang bangsawan yang mengabdi pada masa Kekaisaran Aksumite. Ia terkenal sebagai seorang Kristen yang taat.
Dibawah kepemimpinannya, ia berhasil mengkonversi banyak penduduknya yang mayoritas beragama Yahudi menjadi Kristen. Selain itu, ia juga banyak membangun infrastruktur seperti gereja terbesar di Sanaa dan memperbaiki bendungan Marib yang saat itu rusak akibat banjir besar.
Adapun alasan dari penyerangan Abrahah terhadap kota Makkah antara lain disebabkan karena posisi Makkah yang sangat strategis, dimana kota tersebut merupakan jalur transit antara Syam dan Yaman.
Selain itu, hal ini juga diperparah dengan ulah pengunjung dari Makkah yang merusak dan mengotori gereja terbesar di Sanaa dengan kotoran unta.
Dengan marah, ia menyiapkan pasukan yang dimana sebagiannya merupakan pasukan bergajah. Ia berangkat menuju kota Makkah untuk meminta pertanggungjawaban penduduknya dan berniat menghancurkannya sebagai balasan atas kejadian tersebut.
Sebelum mencapai kota Makkah, Abrahah dan pasukannya melalui peternakan unta milik Abdul Muthallib, yang saat itu menjadi penguasa kota Makkah lalu dirampasnya sebagai jaminan dari keselamatan penduduk Makkah
Mendengar peternakannya dirampas, Abdul Muthallib segera bergegas menemui Abrahah agar ia segera membebaskan unta miliknya. Dengan keahlian negoisasi dari Abdul Muthallib, ia berhasil membujuk Abrahah dengan melepaskan unta miliknya tanpa kerugian sedikitpun.
Keesokan harinya, pasukan bergajah tersebut melanjutkan perjalanannya. Akan tetapi sebelum mencapai kota Makkah, sekelompok burung yang datang dari langit membawa batu-batu seukuran tangan dan menghujani pasukan tersebut dengannya.
Batu tersebut diketahui mengandung bakteri yang sangat mematikan sehingga dapat menimbulkan penyakit yang cukup serius, dimana kulit dan daging penderitanya akan berlubang akibat infeksi tersebut. Banyak dari pasukan tersebut yang meninggal akibat infeksi dari batu tersebut.
Abrahah sendiri selamat dari serangan tersebut, akan tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai Sanaa.
Sumber : klik disini