Pencuri bertaqwa yang mendapatkan berkah || Dongeng Anak Muslim ||

0
Dikisahkan, bahwa ada seorang pemuda yang bertaqwa, tetapi dia sanga lugu. Suatu kali dia belajar pada seorang Syaikh. Setelah lama menuntut ilmu, sang Syeikh menasehatinya dan teman-temannya : "Kalian tidak boleh menjadi beban orang lain. Sesungguhnya, seorang alim yang menadahkan tangannya kepada orang-orang berharta tak ada kebaikan dalam dirinya. Pergilah kalian semua dan bekerjalah dengan pekerjaan ayah kalian masing-masing. Sertakanlah selalu ketaqwaan kepada Allah dalam mengerjakan pekerjaan tersebut."

Maka pergilah pemuda tadi menemui ibunya seraya bertanya : "Ïbu, apakah pekerjaan yang dulu dikerjakan ayahku?"
Sambil bergetar ibunya menjawab : "Ayahmu sudah meninggal. Apa urusannmu dengan pekerjaan ayahmu?"
Si Pemuda ini terus memaksa agar diberitahu, tetapi si ibu selalu mengelak. Namun akhirnya si ibu terpaksa mengatakan pekerjaan ayah pemuda itu dengan nada jengkel dan dia berkata : "Ayahmu itu dulu seorang pencuri".
Pemuda itu berkata : "Guruku memerintahkan kami murid-muridnya, untuk bekerja seperti pekerjaan ayahnya dan dengan ketaqwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut."
Ibunya menyela : "Hai, apakah dalam pekerjaan mencuri itu ada ketaqwaan?"
Kemudian pemuda itu menjawab dengan polos : "Ya, begitu kata guruku."
Lalu dia pergi bertanya kepada orang-orang dan belajar bagaimana para pencuri itu melakukan aksinya, dan akhirnya sekarang dia tahu bagaimana teknik mencuri. Inilah saatnya beraksi. Dia menyiapkan alat-alat mencuri, kemudia sholat Isya' dan menunggu sampai semua orang tidur. Dan sekarang dia keluar rumah untuk menjalankan pekerjaan ayahnya, seperti perintah sang guru.
Dia mulai dari rumah tetangganya. Saat hendak masuk ke dalam rumah dia ingat pesan gurunya agar selalu bertaqwa.. Padahal mengganggu tetangga tidaklah termasuk dalam ketaqwaan. Akhirnya, rumah tetangganya itu ditinggalkan. Ia kemudian melewati rumah lain, dia berbisik pada dirinya : "ini rumah anak yatim, dan Allah memperingatkan agar kita tidak memakan harta anak yatim."
Dia terus berjalan dan sampailah di rumah seorang pedagang kaya yang tidak ada penjaganya. Orang-orang sudah tahu bahwa pedagang itu memiliki harta yang melebihi kebutuhannya. Sang pemuda berusaha membuka pintu dengan alat-alat yang disiapkannya.
Setelah berhasil masuk rumah yang ternyata sangat besar dan banyak kamarnya itu, dia kemudian berkeliling sampai menemukan tempat penyimpanan harta. Dia membuka sebuah kotak, didapatinaya emas, perak dan uang tunai dalam jumlah yang sangat banyak. Dia tergoda untuk mengambilnya. Lalu dia berkata : "Ah jangan, guruku berpesan agar aku selalu bertaqwa. Barangkali pedagang itu belum mengeluarkan zakat hartanya. kalau bergitu aku keluarkan zakatnya terlebih dahulu."
Pemuda itu kemudian mengambil buku catatan dan menghidupkan lentera kecil yang dibawanya, sambil membuka lembaran buku dia menghitung. Dia memang panda berhitung dan berpengalaman dalam pembukuan. Dia hitung semua harta yang ada dan memperkirakan berapa zakatnya. Kemudian dia pisahkan harta yang akan dizakatkan.
Dia terus menghitung dan menghabiskan waktu berjam-jam. Saat menoleh, dia melihat fajar telah menyingsing. Dia berbicara sendiri : "Ingat Taqwa kepada Allah! kau harus melaksanakan sholat dulu". Kemudian dia keluar menuju ruang tengah rumah, lalu berwudhu' di bak air untuk selanjutnya melaksanakan sholat sunnah.
Tiba-tiba tuan rumah itu terbangun, dilihatnya dengan penuh keheranan, ada lentera kecil yang menyala. Dia lihat pula kotak hartanya dalam keadaan terbuka dan ada orang sedang melakukan sholat. Istrinya bertanya : "Apa ini?" suaminya menjawab : "Demi Allah aku juga tidak tahu." lalu dia menghampiri pencuri itu : "Kurang ajar, siap kau dan ada apa ini?" Si pencuri berkata : "Sholat dulu baru bicara. Ayo pergilah berwudhu' lalu sholat bersama. Tuan rumahlah yang berhak jadi imam."
Karena khawatir pencuri itu membawa senjata tajam si tuan rumah menuruti kehendaknya. Tetapi Wallahu a'lam, bagaimana dia bisa sholat. Karena penasaran, setelah selesai sholat sang tuang rumah bertanya : "Sekarang coba ceritakan, siapa kau dan apa urusanmu?" Pemuda si pencuri itu menjawab : "Aku menghitung zakat yang belum kau keluarkan selama enam tahun. Sekarang aku sudah menghitungnya dan juga sudah aku pisahkan, agar kau dapat memberikannya pada orang yang berhak". hampir saja si tuan rumah itu dibuat gila karena terlalu keheranan. Lalu dia berkata : "Hai, ada apa denganmu sebenarnya. Apa kau ini gila?" Mulailah pencuri itu bercerita dari awal.
dan setelah tuan rumah itu mendengar ceritanya dan mengetahui ketepatan serta kepandaiannya dalam menghitung, juga kejujuran kata-katanya, juga mengetahui manfaat zakat, dia pergi menemui istrinya. Mereka berdua dikaruniai seorang putri. Setelah keduanya berbicara, tuan rumah itu kembali menemui si pencuri, kemudian berkata : "Bagaimana sekiranya kalau kau ku nikahkan denga putriku. Aku akan angkat engaku menjadi sekretaris dan juru hitungku. Kau boleh tinggal bersama ibumu di rumah ini. Kau kujadikan mitra bisnisku." Ia menjawab : "Aku setuju." Dipagi hari itu juga sang tuan memanggil para saksi untuk akad nikah putrinya.

Post a Comment

0Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*