Kesatria menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang (prajurit, perwira) yang gagah dan pemberani. Kata Kesatria merupakan kata benda. Pada zaman dahulu kata kesatria dipakai untuk kasta atau kelompok dan golongan bangsawan dan prajurit dalam masyarakat Hindu.
Seiring dengan perkembangan zaman, kemudian kata kesatria diartikan sebagai kata benda yang merupakan kata yang sering digunakan sebagai julukan bagi orang yang sifatnya pemberani, jujur dan kuat dalam menghadapi sekaligus menyelesaikan segala permasalahan hidup yang dihadapi.
Berbeda dengan pecundang, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pecundang diartikan sebagai orang yang menipu. Sebagian orang mengaitkan kata pecundang dengan kekalahan. Namun mungkin yang lebih tepat, mengenai kata pecundang adalah orang yang lari atau keluar dari barisan, lari dan mengundurkan diri dari pertempuran tentunya pertempuran dalam arti luas, pertempuran dalam menggapai tujuan.
Kesatria dan pecundang memiliki perbedaan yang hanya terhalang sehelai kertas tipis. Salah satu contoh penempatan kata pecundang yaitu misalnya, kita mengikuti kontestasi pemilihan kepala desa, kita sudah sepakat untuk memilih dan memperjuangkan seseorang yang pantas untuk menjadi kepala desa atas dasar kriteria dan syarat yang sesuai, namun dalam perjalanan perjuangan ada salah satu dari kawan kita diam-diam keluar dari barisan perjuangan dan bahkan membela calon kepala desa yang lain atas dasar kepentingan pribadinya, maka kata pecundang adalah kata yang pas untuk disematkan pada orang tersebut.
Nah, itulah contoh penempatan kata pecundang, dan adapun kata kesatria pas disematkan pada orang yang istiqomah dalam memperjuangkan kebenaran walaupun dalam perjuangan tersebut akhirnya menuai kegagalan.
Kegagalan bukan berarti kekecewaan, sebab hahikatnya kegagalan yang didapatkan oleh kesatria adalah kemenangan sejati yang didapatkan karena berjuang tanpa melakukan kecurangan.