Wanita adalah makhluk Allah yang tangguh, laki-laki hebat yang ada di dunia ini terlahir dari rahim seorang wanita. Wanita adalah madrasah pertama dalam keluarga, ibu adalah cerminan dari anak-anaknya, maka dari itu, inilah sebabnya anak dikatakan baik dan sholeh ketika ia berbakti kepada kedua orang tuanya, wabil khusus ibunya.
Dibawah ini adalah sosok wanita-wanita hebat pencetak para ulama besar di dunia, yaitu diantaranya adalah :
1. Ibunda Imam Malik yaitu Al 'Aliyah binti Syarik bin Abdurrahman Al Asadiyyah,
Al 'Aliyah binti Syarik bin Abdurrahman Al Asadiyyah memotivasi putranya untuk menghafal Al-Qur'an dan bahkan beliau pun menghafalkannya juga, Beliau mengirim anaknya ke majelis-majelis ulama, memakaikan pakaian terbaik, kemudian belau berkata "Pergilah tulis sekarang".
Selain itu Al 'Aliyah binti Syarik bin Abdurrahman Al Asadiyyah juga mengikuti saran dari para Ulama yaitu untuk mengantarkan Imam Malik untuk pergi ke suatu tempat seraya mengatakan "Pergilah ke kota Rabi'ah dan pelajarilah Adab sebelum dia belajar ilmu"
Dari kegigihan dan ketekunan Ibunya, Imam Malik menjadi gunung dari pegunungan ilmu, ia menjadi ulama kota Nabi (madinah) dan muftinya, dan menjadi salah satu ulama terbesar dalam sejarah peradaban Islam.
2. Ibunda Imam Syafi'i yaitu Fatimah Al Azdiyyah
Imam Syafi'i tumbuh sebagai yatim, ayahanda Beliau meninggal tak lama setelah As Syafi'i lahir. Ummu As Syafi'i Fatimah Al Azdiyyah adalah seorang yang memiliki ketangkasan, kecerdasan, dan faqih atau sangat faham dalam agama, dan ibu yang berbudi luhur, hal ini dibuktikan ketika ia merawat As Syafi'i dengan baik, memastikan pengasuhannya yang tepat, dan memilih jalan yang benar untuknya
Imam Syafi'i lahir di Gaza Palestina, ketika Beliau berumur 2 (dua) tahun, Beliau diajak pergi oleh ibunya (Fatimah Al Azdiyyah) sampai ke Mekkah untuk menuntut ilmu karena di Makkah ada banyak ilmu dan keutamaan.
Seiring perjalanan waktu Imam As Syafi'i menjadi ulama besar, ahli hukum, ahli bahasa yang fasih, dan salah satu imam 4 (empat) madzhab dalam Islam, dan Beliau adalah bukti keberhasilan dan kesuksesan dari perjuangan wanita saleh yaitu Fatimah Al Azdiyyah.
3. Ibunda Imam Ahmad Bin Hanbal yaitu Shafiyah binti Abdul Malik As Syaibaniyah
Imam Ahmad lahir di Baghdad pada akhir abad ke-2 dan hidup di kalangan keluarga yang miskin, ayah Beliau wafat ketika Beliau masih kecil. Ibunya biasa menutupi Imam Ahmad dengan kerudungnya ketika hendak pergi ke masjid bersama, karena jarak masjidnya yang jauh. Imam Ahmad berkata : "Ibundakulah yang menuntun diriku hingga aku hafal al-Quran ketika masih berusia 10 tahun. Dia selalu membangunkan aku jauh lebih awal sebelum waktu shalat Subuh tiba, memanaskan air untukku karena cuaca di Bagdad sangat dingin, lalu memakaikan baju dan kami pun shalat semampu kami. Ibunda mengenakan pakaian yang lengkap dan memakai khimarnya di kepala serta menutup seluruh tubuhnya dengan hijab, lalu kami berangkat lebih awal ke masjid, karena rumahnya agak jauh dan karena jalannya masih begitu gelap.”
"Ketika aku berusia 16 tahun, ibuku berkata kepadaku : "pergilah mencari hadist, karena bepergian untuk mencari hadist adalah seperti engkau hijrah dijalan Allah yang maha esa"
"Lalu ibuku memberiku 10 roti jelai dan menaruh seikat garam bersamanya, dan ia berkata "wahai anakku jika sesuatu dititipkan kepada Allah, maka tidak akan pernah merasa kehilangan, maka aku menitipkanmu kepada Allah yang tidak menghilangakan titipanya"
Maka Imam Ahmad menjadi Ahli Fiqih dan hadist yang berani dalam kebenaran di jalan Allah
4. Ibunda Imam Bukhari
Imam Al-Bukhari Rahimahullah lahir pada tahun 194 H di kota Bukhara. Ayahnya meninggal ketika dia masih kecil, maka ibunya mendidiknya dan membesarkannya dengan baik. Matanya buta ketika dia masih kecil, dan suatu hari ibunya melihat nabi Ibrahim Alaihissalam dalam mimpinya dan dia berkata kepadanya: “wahai ibu, sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu karena banyaknya doamu"
Maka Allah kembalikan penglihatan anaknya dan berubah dari kesedihan menjadi kebahagiaan, ibunya telah banyak berdoa kepada Allah dengan menangis.
Lalu Ibunya membesarkannya dengan cara terbaik, dia biasa membawa Imam Bukhari ke masjid, dan dia biasa mengirimnya ke ulama dan majelis ilmu. Imam Bukhari menjadi penghafal Qur'an yang luar biasa, imam hadits dan penulis kitab hadist paling shahih di dunia setelah kitab Allah.
Adapun hikmah dari cerita di atas adalah andaikan semua wanita meluangkan waktunya untuk pendidikan anaknya, niscaya akan banyak pemimpin shalih dan jujur serta ulama yang faqqih dalam agama Islam. Kita berdo'a semoga ada banyak wanita hebat seperti yang disebutkan diatas. Aamiin